Pelayanan
kesehatan di rumah sakit merupakan bentuk pelayanan yang diberikan kepada klien
oleh suatu tim multi disiplin termasuk tim keperawatan. Tim keperawatan
merupakan anggota tim kesehatan garda depan yang menghadapi masalah kesehatan
klien selama 24 jam secara terus menerus.
Pelayanan
kesehatan pada masa kini sudah merupakan industri jasa kesehatan utama dimana
setiap rumah sakit bertanggung gugat terhadap penerima jasa pelayanan
kesehatan. Keberadaan dan kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan ditentukan
oleh nilai-nilai dan harapan dari penerima jasa pelayanan tersebut. Disamping
itu, penekanan pelayanan kepada kualitas yang tinggi tersebut harus dapat
dicapai dengan biaya yang dapat dipertanggung-jawabkan (Prof. Elly Nurachmah,
2001).
Dengan demikian,
semua pemberi pelayanan ditekan untuk menurunkan biaya pelayanan namun kualitas
pelayanan dan kepuasan klien sebagai konsumen masih tetap menjadi tolak ukur
(“benchmark”) utama keberhasilan pelayanan kesehatan yang diberikan (Miloney,
2001).
Para
penerima jasa pelayanan kesehatan saat ini telah menyadari hak-haknya sehingga
keluhan, harapan, laporan, dan tuntutan ke pengadilan sudah menjadi suatu
bagian dari upaya mempertahankan hak mereka sebagai penerima jasa tersebut.
Oleh karena itu industri jasa kesehatan menjadi semakin merasakan bahwa
kualitas pelayanan merupakan upaya kompetentif dalam rangka mempertahankan
eksistensi pelayanan tersebut.
Selayaknya
industri jasa pelayanan menaruh perhatian besar dan menyadari bahwa kualitas
pelayanan kesehatan yang diberikan ditentukan pula oleh kualitas berbagai
komponen pelayanan termasuk keperawatan dan sumber daya manusianya.
Kegiatan
pelayanan keperawatan berkualiatas telah dimulai sejak seorang perawat Muslim
pertama yaitu Siti Rufaida pada jaman Nabi Muhammad S.A.W selalu berusahan
memberikan pelayanan terbaiknya bagi yang membutuhkan tanpa membedakan apakah
kliennya kaya atau miskin.
Demikian
pula Florence Nightingale pada tahun 1858, telah berupaya memperbaiki kondisi
pelayayanan keperawatan yang diberikan kepada serdadu pada perang Krimen.
Dengan terjadinya perubahan diberbagai aspek kehidupan keperawatan pada saat
ini telah berkembang menjadi suatu profesi yang memiliki keilmuan unik yang
menghasilkan peningkatan minat dan perhatian diantara anggotanya dalam
meningkatkan pelayanannya.
Tim
pelayanan keperawatan memberikan pelayanan kepada klien sesuai dengan keyakinan
profesi dan standar yang ditetapkan. Hal ini ditujukan agar pelayanan
keperawatan yang diberikan senantiasa merupakan pelayanan yang aman serta dapat
memenuhi kebutuhan dan harapan klien.
Asuhan
keperawatan yang bermutu dan dapat dicapai jika pelaksanaan asuhan keperawatan
dipersepsikan sebagai suatu kehormatan yang dimiliki oleh para perawat dalam
memperlihatkan sebagai suatu kehormatan yang dimiliki oleh perawat dalam
memperlihatkan haknya untuk memberikan asuhan yang manusiawi, aman, serta
sesuai dengan standar dan etika profesi keperawatan yang berkesinambungan dan
terdiri dari kegiatan pengkajian, perencanaan, implementasi rencana, dan
evaluasi tindakan keperawatan yang telah diberikan.
Proses
keperawatan digunakan untuk membantu perawat melakukan praktik keperawatan
secara sistematis dalam memecahkan masalah keperawatan. Dengan
menggunakan metode ini, perawat dapat mendemonstrasikan tanggung gugat dan
tanggung jawab pada klien, sehingga kualitas praktik keperawatan dapat
ditingkatkan.
Proses keperawatan memberikan kerangka yang dibutuhkan dalam asuhan
keperawatan kepada klien, keluarga dan komunitas, serta merupakan metode yang efisien
dalam membuat keputusan klinik, serta pemecahan masalah baik aktual maupun
potensial dalam mempertahankan kesehatan.
PENGERTIAN PROSES KEPERAWATAN
Banyak
pakar telah merumuskan definisi dari proses keperawatan (Weitzel, Marriner,
Murray, Yura, Herber, dll). Secara umum dapat dikatakan bahwa proses
keperawatan adalah metode pengorganisasian yang sistematis, dalam melakuan
asuhan keperawatan pada individu, kelompok dan masyarakat yang berfokus pada
identifikasi dan pemecahan masalah dari respn pasien terhadap penyakitnya
(Tarwoto & Wartonah, 2004). Atau :
Proses keperawatan adalah :
1. Suatu pendekatan sistematis
untuk mengenal masalah-masalah pasien dan mencarikan alternatif pemecahan
masalah dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan pasien.
2. Merupakan proses pemecahan masalah
yang dinamis dalam memperbaiki dan meningkatkan kesehatan pasien sampai ke
tahap maksimum.
3. Merupakan pendekatan ilmiah
4.
Terdiri dari 4 tahap : pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Atau,
ada pula yang menterjemahkannya ke dalam 5 tahap : pengkajian, perumusan
diagnosis keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
ALASAN
PENGGUNAAN PROSES KEPERAWATAN
1.
Meningkatnya tuntutan masyarakat akan pelayanan keperawatan
2.
Profesinalisme, sesuai dengan konsep keperawatan bahwa perawatan merupakan
pelayanan esensial yang diberikan oleh perawat profesional di mana dalam
melaksanakan kegiatannya menggunakan pendekatan proses keperawatan
3. Untuk efektifitas dan efisiensi
pelayanan keperawatan
4. Untuk meningkatkan peran serta dan
keterlibatan pasien dalam pelayanan keperawatan.
HUBUNGAN ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN HAK-HAK KLIEN
The American Hospital Association’s
(1972) menerbitkan tulisan tentang pernyataan hak-hak pasien. Menyadari hal
tersebut, National Leaque For Nursing (NLN, 1959), sejenis Persatuan Perawat
Nasional di Amerika, menyusun suatu rancangan awal pernyataan hak-hak pasien
dengan asumsi dasar sebagai berikut :
1.
Asuhan keperawatan mencakup promosi kesehatan, asuhan dan pencegahan penyakit,
ketidakmampuan dan rehabilitasi. Asuhan keperawatan dapat diberikan melalui
proses pengajaran, penyuluhan, dan dukungan emsional, serta perawatan pada
waktu ia sakit.
2.
Asuhan keperawatan merupakan bagian integral dari asuhan kesehatan secara
menyeluruh dan direncanakan, serta diberikan dalam kombinasi dengan pelayanan
medis, pendidikan, dan kesejahteraan.
3.
Tenaga keperawatan menghadapi individualitas, martabat, dan hak-hak setiap
orang tanpa memandang ras, warna kulit, derajat, kebangsaan, status sosial dan
ekonomi.
SEJARAH
PROSES KEPERAWATAN
Proses keperawatan merupakan lima tahap proses yang konsisten, sesuai dengan
perkembangan profesi keperawatan. Proses tersebut mengalami perkembangan :
1.
Proses keperawatan pertama kali dijabarkan oleh Hall (1955)
2.
Tahun 1960, proses keperawatan diperkenalkan secara internal dalam keperawatan
3.
Wiedenbach (1963) mengenalkan proses keperawatan dalam 3 tahap : observasi, bantuan
pertolongan dan validasi.
4.
Yura & Walsh (1967) menjabarkan proses keperawatan menjadi 4 tahap :
pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Pada tahun 1967, edisi
pertama proses keperawatan dipublikasikan.
5.
Bloch (1974), Roy (1975) Mundinger & Jauron (1975) dan Aspinall (1976)
menambahkan tahap diagnosa, sehingga proses keperawatan menjadi 5 tahap :
pengkajian, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Proses ini dari
analisis pikir : dicover (menemukan), delve (mempelajari atau
menganalisis), decide (memutuskan), do (mengerjakan) dan discriminate
(identik dengan evaluasi).
6.
Dengan berkembangnya waktu, proses eperawatan telah dianggap sebagai suatu
dasar hukum praktik keperawatan. ANA (1973) menggunakan proses keperawatan
sebagai suatu pedoman dalam pengembangan Standart Praktik Keperawatan.
7. Tahun 1975 : diadakan konferensi
nasional tentang klasifikasi diagnosis keperawatan setiap dua tahun di
Universitas Sr. Louis. Klasifikasi diagnosis keperawatan ini kemudian disebut
dengan NANDA (North American Nursing Diagnoses Association) — dibahas lebih
lanjut di BAB diagnosa keperawatan.
TUJUAN PROSES KEPERAWATAN
TUJUAN UMUM :
Memberikan suatu kerangka kerja berdasarkan kebutuhan klien, keluarga dan
masyarakat, sehingga kebutuhan perawatan kesehatan klien, keluarga dan
masyarakat dapat terpenuhi.
TUJUAN KHUSUS :
1. Mempraktekkan metode pemecahan
masalah dalam praktek keperawatan (problem solving)
2. Menggunakan standart dalam praktek
keperawatan
3. Memperoleh metode yang baku,
rasional dan sistematis
4. Meperoleh metode yang dapat
digunakan dalam berbagai macam situasi
5.
Memperoleh asuhan keperawatan yang berkualitas tinggi
SIFAT PROSES KEPERAWATAN
1. Dinamis.
Setiap tahap proses keperawatan dapat diperbaharui/dimodifikasi, apabila
situasi dan kondisi pasien berubah.
2. Siklik.
Proses keperawatan berjalan secara siklik atau berulang dari pengkajian
sampai dengan evaluasi, demikian seterusnya apabila diperlukan pengkajian ulang
(re-assessment), sampai masalah klien teratasi atau klien dapat mandiri
memenuhi kebutuhan kesehatan atau keperawatannya.
3. Interdependent / saling
ketergantungan.
Setiap tahap dari proses keperawatan mempunyai relevansi yang sangat erat,
sehingga kekurangan di salah satu tahap akan mempengaruhi tahap-tahap
berikutnya.
4. Fleksibel atau luwes.
Proses keperawatan bersifat luwes, tidak kaku, sehingga pendekatan yang
digunakan dapat berubah atau dimodifikasi sesuai dengan situasi, keadaan dan
kebutuhan klien akan perawatan kesehatan. Fleksibel dapat juga berarti :
a. Bisa digunakan untuk pemecahan segala
jenis masalah keperawatan
b. Dapat digunakan pada berbagai kondisi dan
situasi klien
c. Dapat diterapkan untuk semua siklus
kehidupan manusia, dari dalam kandungan sampai dengan meninggal dunia
d. Dapat diterapkan pada berbagai unit keperawatan,
di rumah sakit, maupun untuk keluarga dan masyarakat.
KARAKTERISTIK PROSES KEPERAWATAN
1. Tujuan : proses keperawatan
mempunyai tujuan yang jelas melalui suatu tahapan dalam meningatkan kualitas
asuhan keperawatan
2. Sistematik : menggunakan suatu
pendekatan yang terorganisir untuk mencapai suatu tujuan — meningkatkan
kualitas asuhan keperawatan dan menghindari masalah yang bertentangan dengan
tujuan pelayanan kesehatan / keperawatan
3. Dinamik : proses keperawatan ditujukan
dalam mengatasi masalah-masalah kesehatan lien yang dilaksanakan secara
berkesinambungan. Proses keperawatan ditujukan pada suatu perubahan respon
klien yang diidentifikasi melalui hubungan antara perawat dan klien
4. Interaktif : dasar hubungannya adalah
hubungan timbal balik antar perawat, klien, keluarga dan tenaga kesehatan
lainnya
5. Fleksibel : dapat diadopsi pada praktik
keperawatan dalam situasi apapun dan bisa digunakan secara berurutan
6. Teoritis : setiap langah dalam proses
keperawatan selalu didasarkan pada suatu ilmu yang luas, khususnya ilmu dan
model keperawatan yang berlandaskan pada filosofi keperawatan dan ditekankan
pada aspek : humanisti, holistik dan care.
FUNGSI PROSES KEPERAWATAN
1. Sebagai kerangka berpikir
untuk fungsi dan tanggung jawab keperawatan dalam ruang lingkup yang sangat
luas
2. Sebagai alat untuk mengenal masalah klien,
merencanakan secara sistematis, melaksanakan rencana dan menilai hasil.
SASARAN
Sasaran dalam proses keperawatan adalah individu, keluarga dan masyarakat
yang mempunyai masalah keperawatan, karena ketidakmampuannya dalam memenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari, baik secara fisik, mental, sosial dan spiritual.
Dapat juga yang diakibatkan oleh kurangnya pengetahuan dan faktor ketidaktahuan
klien tentang perawatan diri atau karena kelemahan fisik, mental dan sosial.
Komponen yang terkait adalah :
1. Klien (individu, keluarga,
masyarakat)
2. Provider atau pemberi pelayanan
keperawatan
3. Anggota tim kesehatan lainnya.
KEUNTUNGAN MENGGUNAKAN PROSES KEPERAWATAN
A. Bagi Pelayanan Kesehatan :
1. Pedoman yang sistematis bagi terselenggaranya
pelayanan kesehatan
2. Sebagai alat untuk meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan
B. Bagi Pelaksana Keperawatan
1. Meningkatkan mutu pelayanan
keperawatan
Bila semua kebutuhan klien dapat dipenuhi, tentu akan dapat mempercepat
proses penyembuhan klien dan kepuasan bagi klien akan pelayanan keperawatan
yang diberikan. Dengan demikian, mutu asuhan keperawatan akan meningkat.
2. Pengembangan ketrampilan intelektual
dan teknis bagi tenaga pelaksana keperawatan.
3.
Peningkatan citra keperawatan dan tenaga keperawatan.
Jalan yang
paling tepat untuk meningkatkan citra keperawatan dan profesi keperawatan
adalah dengan meningkatkan mutu pelayanan keperawatan. Kepuasan knsumen
terhadap pelayanan keperawatan menunjukkan keyakinannya terhadap profesi
keperawatan.
4.
Meningkatkan peran dan fungsi perawatan dalam pengelolaan asuhan keperawatan.
5.
Pengakuan otonomi keperawatan oleh masyarakat dan profesi lain.
Profesi
keperawatan memberikan kesempatan kepada tenaga keperawatan untuk melaksanaan
otonomi profesinya, yang didasari oleh tanggung gugat dan tanggung jawab,
penerapan etika profesi dan standart praktek keperawatan.
6.
Peningkatan rasa solidaritas.
Kesamaan
metode praktek keperawatan yang digunakan oleh semua tenaga keperawatan akan
memperkuat persatuan serta menggambarkan otonomi dan identitas keperawatan.
7.
Peningkatan kepuasan tenaga keperawatan.
Kepuasan
konsumen terhadap pelayanan keperawatan dengan sendirinya akan menimbulkan
kepuasan bagi tenaga perawatan.
8.
Memupuk rasa percaya diri dalam memberikan asuhan keperawatan
9.
Untuk pengembangan ilmu keperawatan.
Proses
keperawatan dapat mendukung dan memberi sumbangan dalam pengembangan penelitian
ilmu keperawatan, sehingga dapat dikembangkan metode-metode yang baku dalam
memberikan asuhan keperawatan.
C.
Bagi Pasien :
1.
Aspek keperawatan yang diterima bermutu dan dapat dipertanggungjawabkan secara
ilmiah
2.
Merangsang partisipasi pasien dalam perawatan dirinya (self care)
3.
Kelanjutan asuhan
4.
Terhindar dari mal-praktik